About

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 06 November 2016

MAKALAH PLSBT

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
IPTEK adalah singkatan dari ‘ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu suatu sumber informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang dibidang teknologi. Dapat juga dikatakan, definisi IPTEK ialah merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, baik itu penemuan yang terbaru yang bersangkutan dengan teknologi ataupun perkembangan dibidang teknologi itu sendiri.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yangdibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tiudak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia.

B. RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian dari IPTEKS?
Apa Penyebab munculnya penyalahgunaan dari IPTEK?
Apa Dampak teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi?
Apa peranan mahasiswa dalam mengurangi penyalahgunaan dari IPTEK?









BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DARI IPTEKS
IPTEKS adalah singkatan dari ‘ilmu pengetahuan teknologi dan seni, yaitu suatu sumber informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang dibidang teknologi. Dapat juga dikatakan, definisi IPTEK ialah merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, baik itu penemuan yang terbaru yang bersangkutan dengan teknologi ataupun perkembangan dibidang teknologi itu sendiri.
Menurut suranto (2009) Ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) adalah istilah yang sering sekali kita dengar di kehidupan kita sehari-hari. Pengetahuan, ilmu, dan teknologi ini sebenarnya bisa digunakan secara terpisah tetapi kita biasanya mengalami kesulitan dalam memisahkan pengertian dari ketiga istilah tersebut. Menurut suranto (2009) Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang ditangkap melalui pancaindera sehingga terbentuk persepsi dan konsepsi dalam pikiran manusia.   Pengetahuan tersebut disusun secara sistematis agar dapat membentuk jalinan hubungan antara komponen-komponen pengetahuan tersebut sehingga komponen-komponen itu disebut pengetahuan ilmiah atau ilmu (science). Jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan tetapi pengetahuan belum tentu merupakan ilmu.
Dalam menjelaskan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah aktifitas, hasil dan komunikasi ilmu, yang menyebutkan bahwa aktifitas yang dilakukan untuk menghasilkan ilmu adalah penelitian dengan hasil dalam bentuk karya tulis ilmiah yang dikomunikasikan ke masyarakat melalui media publikasi ilmiah. Jadi, IPTEK tersebut berkembang pesat, baik dalam hal penemuan, penyebarluasan, atau penerapannya, karena didukung dengan kegiatan penelitian atau melalui pembuatan dan publikasi karya tulis ilmiah.

B. SEBAB MUNCULNYA PENYALAHGUNAAN  TEKNOLOGI DI KEHIDUPAN MASYARAKAT
Teknologi memang membawa pengaruh yang besar terhadap kehidupan masyarakat karena teknologi dapat mempermudah pekerjaan manusia. Inilah yang sebenarnya sebab terjadinya perubahan sikap msyarakat. Sebagian besar masyarakat terlena dengan kecanggihan teknologi yang dapat membuat hidup mereka lebih mudah sehingga timbul keinginan untuk lebih memanfaatkan teknologi tanpa berfikir panjang. Hal demikian adalah pemicu penyalahgunaan teknologi yang dilakukan masyarakat entah disengaja maupun tidak. Dimulai dari hal hal yang berdampak kecil seperti penggunaan pewarna pada makanan sampai yang berdampak besar seperti penggunaan nuklir sebagai bahan peledak.
Hal diatas dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu:
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang teknologi dan fungsinya sehingga secara tidak sadar telah menyalahgunakan teknologi yang dapat berdampak pada dirinya, masyarakat dan alam
Kurangnya kesadaran masyarakat .
Keingintahuan yang kuat yang mengesampingkan nilai nilai moral.
 Kecanduan
Kurangnya nilai, moral dan etika dalam menggunakan teknologi.

C. DAMPAK TEKNOLOGI DALAM BIDANG INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Seperti yang sering kita lihat dan lakukan dalam kehidupan sehari-hari, hampir semua orang tidak bisa lepas dari teknologi, hal ini tentu saja karena kemajuan teknologi itu merupakan sebuah tuntutan zaman yang harus dihadapi.
Perkembangan teknologi khususnya dalam bidang informasi dan komunikasi, sangat
banyak dirasakan dampak atau hasilnya oleh masyarakat, seperti yang sering kita
lakukan dalam kehidupan sehari-hari, dengan adanya alat komunikasi seperti HP, yang
memungkinkan orang untuk melakukan komunikasi dengan orang yang berada di
tempat yang berjauhan, selain itu adanya juga jaringan internet yang dapat
memungkinkan orang untuk dapat bertukar berbagai informasi dari tempat yang
berjauhan, dengan tidak perlu bertemu secara langsung bahkan jaringan internet ini
juga dapat memungkinkan orang berkomunikasi dengan orang lain yang berjauhan
dengan saling bertatapan melalui layar kaca yang tersedia.
Jadi dengan adanya perkembangan teknologi khususnya dibidang informasi dan komunikasi ini, dapat terlihat jelas berapa besarnya dampak negative yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi bagi kehidupan manusia. Berbagai permasalahan yang sebelumnya hanya dapat dilakukan dengan membutuhkan waktu yang cukup lama, dengan biaya yang banyak, kini dengan hadirnya teknologi, masyarakat menjadi dengan begitu mudahnya melakukan hal-hal yang semula sulit dilakukan.
Dengan adanya berbagai perkembangan teknologi yang terjadi, sering kali masyarakat terlena dengan kemudahan yang dijanjikan atau dihasilkan oleh adanya perkembangan iptek, bahkan dengan adanya perkembangan teknologi tersebut tidak jarang masyarakat menjadi manja dan malas, bahkan sering kali masyarakat menjadi ketergantungan terhadap teknologi. Hal ini seperti yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari, kita hampir setiap hari tidak bisa terpisah dengan teknologi, seperti alat komunikasi yang hampir semua orang memilikinya dengan mudah, seperti HP, TV, jaringan internet dan berbagai teknologi lainnya yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehri-hari.
Dampak-dampak perkembangan teknologi dalam bidang Informasi dan komunikasi, antaralai yaitu:
a. Dampak positif
1. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet.
2.  Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain yang sangat jauh tempatnya hanya dengan melalui handphone.
3. Kita dapat dengan mudah bertukar informasi dengan orang yang lain di tempat yang berjauhan. dll.
b. Dampak negatif
1. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan yang dapat membahayakan kehidupan manusia, seperti kegiatan teroris
2. penyalahgunaan internet untuk penipuan, membuka situs porno, pemerasan dan lain lain
3. Dapat dengan mudah melakukan transaksi yang terlarang lewat jaringan internet dan alat komunikasi lainnya. Dan lain-lain

D. PERANAN MAHASISWA DALAM MENGURANGI PENYALAHGUNAAN TEKNOLOGI DIBIDANG TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI
Seperti yang telah kita ketahui dewasa ini bahwa kemajuan teknologi yang berkembang begitu cepat membuat kita semakin mudah melakukan sesuatu. Mungkin dulu ketika zaman orang tua kita masih seusia kita, mereka melakukan komunikasi jarak jauh melalui surat, bahkan mencari teman pun dengan cara berkorespondensi (surat-menyurat) sehingga sering disebut sahabat pena. Namun seiring laju zaman ini yang terus berkembang, begitu pula teknologinya, cara-cara komunikasi konvensional tersebut sudah jarang sekali kita dengar. Orang tua dapat berkomunikasi via telepon atau SMS (Short Message Service), sedangkan kita dapat menggalang pertemanan melalui jejaring sosial yang marak beberapa tahun terakhir ini seperti Facebook, Twitter, MySpace, dll, serta masih banyak hal lain yang dipermudah dengan kemajuan teknologi. Tetapi sadar atau tidak bahwa teknologi itu juga memiliki sisi negatifnya. Sisi negatif ini mempunyai dampak pada semua golongan baik muda dan tua.
Sisi negatif yang sedang kita bicarakan bukan merupakan hal buruk yang lahir dari teknologi itu sendiri karena teknologi duciptakan untuk mempermudah. Sisi negatif disini merupakan dampak dari hadirnya suatu teknologi serta penyalahgunaan oleh pengguna terhadap teknologi tersebut. Disini saya akan lebih membahas tentang penyalahgunaan dari suatu teknologi dan mungkin solusi untuk mengurangi dari penyalahgunaan tersebut.
Dari berita yang sering kita dengar, tidak sedikit orang yang menggunakan teknologi untuk kejahatan, dan dunia maya merupakan sasaran empuk untuk itu. Kejahatan yang terjadi di dunia maya saat ini sudah menjadi salah satu kegiatan bisnis yang bertumbuh sangat cepat sering dengan pertumbuhan teknologi informasi. Para penjahat komputer di dunia maya dapat melakukan apa saja sesuka hati sehingga akan dapat merugikan orang lain dimana mereka telah mampu untuk mencuri hak dan karya cipta intelektual seseorang sampai menuju kearah penipuan dimana menyebarkan berbagai macam program pengganggu seperti virus, trojan, malware, spyware dan dapat melakukan berbagai macam tindakan terorisme didunia maya.
Kejahatan yang terjadi seperti ini telah menjadi suatu ancaman yang begitu besar bagi masyarakat diseluruh dunia. Ini dilakukan oleh segelintir orang yang hanya mengaku iseng dengan mencari keuntungan semata dan tindakan ini merupakan suatu pelanggaran hukum karena telah merugikan banyak orang. Penjahat- penjahat Cyber ini melakukan suatu tindakan sesukanya tanpa memberikan pertanggungjawaban atas apa yang telah mereka lakukan sebelumnya dimana mereka mempergunakan sisi kelemahan yang ada pada komputer yang terhubung dengan jaringan maupun internet sehingga mereka dapat meraup keuntungan yang sangat besar dari hasil kerja mereka. Penyalahgunaan teknologi yang mungkin bagi sebagian orang adalah hal wajar (seperti membuka account jaringan sosial) bila kita hitung secara cermat akan memberikan angka-angka yang fantastis. Bahkan dampak yang merugikan baik diri sendiri maupun untuk tempat kita menjalani kehidupan sosial.
Sebagai seorang mahasiswa hendaknya menunjukkan dedikasi dan keprihatinan kita terhadap sepak terjang teknologi di dunia global, kita dapat membantu mengurangi atau mengelimnasi beberapa penyalahgunaan teknologi. Dengan cara membuat sistem proteksi yang akan mempersulit langkah para pelaku kejahatan untuk beberapa peralatan elektronik yang penting seperti ATM, global web, dan peralatan elektronik yang rentan akan tindak kejahatan. Dan mungkin memberikan penyuluhan kepada para calon pelaku kejahatan bahwa yang mereka lakukan itu sangat merugikan orang lain.
Tetapi langkah nyata yang bisa dan paling mudah kita lakukan adalah dari kita sendiri, yaitu dengan menghilangkan naluri ingin selalu mengakses jejaring sosial yang tidak dapat dipungkiri telah mracuni hampir semua mahasiswa bahkan hingga lahir jingle ‘Online‘ dari salah satu musisi di Indonesia yang isinya begitu menggambarkan generasi muda Indonesia saat ini.
Adapun tips-tips untuk menghindari kecanduan dari membuka situs jejaring sosial terlalu sering adalah sebagai berikut :
  Niat yang kuat
Niat yang besar dan kuat untuk “sembuh” dan lepas dari kecanduan internet adalah suatu permulaan dari usaha kita karena tanpa niat yang kuat, semuanya yang kita lakukan seakan sia–sia. Ditambah juga dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  Cari tahu masalahnya.
Bagi sebagian orang saat merasa gundah dan gelisah akan berkurang jika, berinteraksi dengan internet atau yang lebih tragis lagi bisa dikatakan bila seseorang sedang “sakaw” maka akan sembuh ketika sudah menggunakan internet. Masalah seperti ini yang harus ditemukan dan menggantikan dengan hal lain yang lebih positif lagi. Misalnya langsung mengerjakan semua tugas yang diserahkan tanpa menunggu.
  Kenali pemicunya.
Kecanduan internet pun tentu ada pemicunya, apakah itu sebagai pengobat stress atau hanya iseng-iseng, atau mencari teman….? Hal ini mungkin dapat diganti dengan mencoba untuk jalan-jalan ke gunung, pantai atau mungkin melakukan aktifitas olahraga yang membuat badan lebih bugar. Sehingga, sedikit- demi sedikit kebiasaan berlama-lama di internet akan berkurang dan hilang.
  Ubah pola kebiasaan online
Jika kebiasaan online kita menghabiskan waktu seharian untuk berinternet yang belum tentu arahnya, maka kita harus mulai merubah kebiasaan itu dengan membuat pola baru dimana misalnya, membaca email sebagai prioritas, dilanjutkan dengan membaca informasi berita setelah itu kita harus mulai berani untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak menjadi prioritas, namun aturan yang dibuat itu harus dipatuhi.
  Atur ulang jadwal rutinitas.
Biasanya orang yang kecanduan internet tidak mempunyai jadwal yang teratur dalam kesehariannya. Oleh karena itu, kita harus mulai mengatur ulang jadwal rutinitas kita dengan baik dan seimbang, antara kewajiban dan hak. Atau secara bertahap mengurangi jam online kita. Bila sebelumnya kita online bisa mencapai 10 jam sehari. Kita harus bisa menekan angka tersebut hingga cukup 1 jam untuk online.
Melihat fenomena yang seperti ini sudah seharusnya kita harus lebih hati – hati dalam penggunaan teknologi informasi, apalagi jika dalam melakukan transaksi jual beli melalui via internet karena hal ini tidak tertutup kemungkinan akan kecolongan juga sehingga akan dapat merugikan diri sendiri. Kepada pihak interpol sudah semestinya mengembangkan teknologi informasi yang lebih canggih dari pada pihak – pihak yang menjalankan Cyber Crime sehingga pihak International Police Organization (IPO) ini dapat mengendalikan ruang gerak pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab.







BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yangdibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tiudak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia.
Perkembangan teknologi, sangat banyak membantu manusia dalam kehidupannya sehari-hari, baik itu dari segi pendidikan, ekonomi, informasi dan komunikasi, politik dan lain sebagainya. Semua manfaat teknologi tersebut dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Perkembangan teknologi selalu seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia, semakin kompleks permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupannya, maka perkembangan teknologi pun akan semakin canggih, karena pada hakikatnya perkembangan teknologi itu bertujuan untuk bagaimana membantu manusia mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Perkembangan teknologi sangat pesat dan begitu cepatnya hal ini disebabkan karena adanya berbagai perkembangan atau dorongan yang ingin dipenuhi oleh manusia dalam kehidupan baik itu kebutuhan yang berhubungan dengan kebutuhan pribadi kelompok, maupun kebutuhan Negara dan bangsa secara umu
Dengan adanya berbagai hal yang dijanjika oleh adanya perkembangan teknologi, maka kita hendaknya janganlah sampai melupakan bahwa dibalik kesemuanya itu terdapat kemungkinan terjadinya dampak negatif yang akan dapat merugikan bagi manusia itu sendiri. Oleh karena itu untuk mencegah atau mengurangi dampak negatif dari kemajuan teknologi, diperlukan adanya pengawasan dari berbagai pihak terkait dengan penggunaan teknologi, seperti orang tua, guru, aparat, dan semua anggota masyarakat secara umum. Pemerintah juga sebagai yang bertanggung jawab terhadap rakyat harus membuat peraturan-peraturan atau melalui suatu konfrensi internasional yang harus dipatuhi oleh pengguna teknologi terkait pemanfaatan teknologi.

B. SARAN
Teknologi dapat mempermudah kehidupan manusia tetapi selain berdampak positif, teknologi dapat berdampak negatif jika disalah gunakan. Penulis berharap makalah ini tidak hanya dipahami, tetapi dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari hari.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih dirasa kurang dari segi kesempurnaan dan kelengkapan karena keterbatasan sarana dan sumber dalam penyusunannya, maka dari itu penulis dengan rasa terbuka menerima semua masukan kritik dan saran konstuktif dari para pembaca untuk meningkatkan penyempurnaan dan pemahaman dalam pembahasan materi makalah ini sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik. Terakhir, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.

MAKALAH ETIKA BISNIS

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Salah satu aspek yang sangat populer dan perlu mendapat perhatian dalam dunia bisnis ini adalah norma dan etika bisnis. Etika bisnis selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan, juga sangat menentukan maju / mundurnya suatu perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian dari etika dan bisnis?
2. Ruang lingkup dari Etika Bisnis?
3. Tingkatan Etika Bisnis?
4. Relevansi Etika Bisnis?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah
1. Untuk memenuhi tugas makalah Etika Bisnis
2. Untuk dijadikan bahan dalam kegiatan diskusi
3. Untuk mengetahui pentingnya etika didalam berbisnis dan kewirausahaan.











BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis, selanjutnya disingkat EB, merupakan etika khusus (terapan) yang pada awalnya berkembang di Amerika Serikat. Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis menyoroti segi-segi moral perilaku manusia yang mempunyai profesi di bidang bisnis dan manajemen. Oleh karena itu, etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha untuk merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip etika dibidang hubungan ekonomi antar manusia. Secara terperinci, Richard T.de George menyebut bahwa etika bisnis menyangkut empat kegiatan sebagai berikut:
1. penerapan prinsip-prinsip umum dalam praktik bisnis. Berdasarkan prinsi-prinsip etuka bisnis itu kita dapat menyoroti dan menilai apakah suatu keputusan atau tindakan yang diambil dalam dunia bisnis secara moral dapat dibenarkan atau tidak. Dengan demikian etik bisnis membantu pra pelaku bisnis untuk mencari cara guna mencegah tindakan yang dinilai tidak etis.
2. etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip etika pada dunia bisnis, tetapi juga metaetika. Dalam hubungan ini, etika bisnis mengkaji apakah perilaku yang dinilai etis pada individu juga dapat berlaku pada organisais atau perusahaan bisnis. Selanjutnya etika bisnis menyoroti apakah perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial atau tidak.
3. bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan – pandangan mengenai bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi pada umumnya dan sistem ekonomi publik pada khususnya, misalnya masalah keadilan sosial, hak milik, dan persaingan.
4. etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi perusahaan multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan lain- lain.
Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak melakukan monkey business atau dirty business. Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan oleh karenanya membawa serta tanggungjawab etis bagi pelakunya
Etika Bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks. (Weis) .
Etika Bisnis merupakan studi mengenai bagaimana norma moral personal diaplikasikan ke dalam aktivitas dan tujuan perusahaan (Laura Nash).
2.2 Sasaran dan Ruang Lingkup
Setelah melihat penting dan relevansi etika bisnis ada baiknya jika kita tinjau lebih lanjut apa saja sasaran dan lingkup etika bisnis itu. Ada tiga sasaran dan ruang lingkup pokok etika bisnis di sini, yaitu:
1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi, dan masalah yang
terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain, etika bisnis pertama-tama bertujuan untuk menghimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis secara baik dan
etis.
2. Menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh, atau karyawan dan
masyarakatluas pemilik aset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapa pun juga. Pada tingkat ini, etika bisnis berfungsi untuk menggugah masyarakat untuk bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat tersebut. Etik bisnis mengajak masyarakat luas, entah sebagai kartawan, konsumen, atau pemakai aset umum lainnya yan gberkaitan dengan kegiatan bisnis, untuk sadar dan berjuang menuntut haknya atau paling kurang agar hak dan kepentingannya tidak dirugikan oleh kegiatan bisnis pihak mana pun.
3. Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis lebih bersifat makro, yang karena itu barang kali lebih tepat disebut etika ekonomi. Dalam lingkup makro semacam ini, etika bisnis berbicara mengenai monopoli, oligopoli, kolusi, dan praktek-praktek semacamnya yang akan sangatmempengaruhi tidak saja sehat tidaknya suatu ekonomi melainkan juga baik tidaknya praktek bisnis dalam sebuah negara.

2.3 Tingkatan Etika Bisnis
Weiss(1995:9) mengutip pendapat Carroll( 1989) membahas lima tingkatan etika bisnis, yaitu individual, organisasional, asosiasi, masyarakat, dan internasional.
1. Tingkat individual, menyangkut apakah seseorang akan berbohong mengenai rekening
pengeluaran, mengatakan rekan sejawat sedang sakit karena tidak ada di tempat kerja, menerima suap, mengikuti saran teman sekerja sekalipun melampaui perintah atasan. Jika masalah etis hanya terbatas pada tanggung jawab individual, maka seseorang harus memeriksa motif dan standar etikanya sebelum mengambil keputusan.
2. Tingkat organisasional, masalah etis muncul apabila seseorang atau kelompok orang ditekan
untuk mengabaikan atau memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh sejawat demi kepentingan keharmonisan perusahaan atau jika seorang karyawan disuruh melakukan perbuatan yang tidak sah demi keuntungan unit kerjanya.
3. Tingkat asosiasi, seorang akuntan, penasihat,dokter, dan konsultan manajer harus melihat
anggaran dasar atau kode etik organisasi profresinya sebagai pedoman sebelum ia memberikan saran pada kliennya.
4. Tingkat masyarakat, hukum, norma, kebiasaan dan tradisi menentukan perbuatan yang
dapat diterima secara sah. Ketentuan ini tidak mesti berlaku sama di semua negara. Oleh karena itu, kita perlu berkonsultasi dengan orang atu badan yang dapat dipercaya sebelum melakukan kegiatan bisnis di negara lain.
5. Tingkat internasional, masalah-msalah etis menjadi lebih rumit untuk dipecahkan karena faktor nilai-nilai dan budaya, politik dan agama ikut berperan. Oleh karena itu, konstitusi, hukum, dan kebiasaan perlu dipahami dengan baik sebelum seesorang mengambil keputusan.

2.4 Relevansi Etika Bisnis dan Keuntungan
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Hal-hal yang terjadi dalam kegiatan ini adalah tukar menukar, jual beli, memproduksi memasarkan, bekerja-memperkerjakan, serta interaksi manuusiawi lainnya, dengan tujuan memperoleh keuntungan. Bisnis dapat di lukiskan sebagai kegiatan ekonomis yang kuran glebih terstruktur atau terorganisasi untuk menghasillkan keuntungan. Dapat di katakan bahwa tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan.
Lalu, apakah relevansi antara etika bisnis dengan memperoleh keuntungan sebagai tujuan dari bisnis? Sonny keraf menyatakan etika justru hanya memiliki relevansi bagi para pel;aku bisnis yang menginginkan bisnisnya sukses dan bertahan lama. Etika bisnis sulit memiliki relevansi bagi para pelaku bisnis yang hanya berpikir tentang bisnis hari ini dan keuntungan sesaaat. Bisnis modern saat ini adalah adalah bisnis di warnai oleh persaingan ketat. Dalam konteks bisnis yang kompetitif, setiap perusahaan berusaha untuk unggul berdasarkan kekuatan objektifnya. Kekuatan objektif itu mencakup dua hal yang paling pokok, yaitu modal dan tenaga kerja. Modal yang besar saja tidak cukup memadai. Tenaga profesional juga tidak kalah pentingnya, karena tenaga profesional yang akan menentukan kekuatan manajemen dan profesionalisme suatu perusahaan.
Namun tenaga yang profesional tidak hanya di dasarkan pada keahlian dan ketermapilannya saja. Hal yang tidak kalah penting adalah komitmen moral mereka: disiplin, loyalitas, kerja sama, integritas pribadi, tanggung jawab, kejujuran, perlakuan yang manusiawi, dan seterusnya. Dalam kaitan dengan hal itu penting dalam persaingan bisnis yang ketat adalah membangun relasi bisnis. Relasi bisnis hanya mungkin di jalin dan di pertahankan atas dasar kepercayaan. Kepercayaan hanya bisa di buktikan dan di tunjang oleh nilai-nilai moral yang nyata, seperti kejujuran, saling meghargai, kesetiaan, pelayanan yang baik, dan seterusnya.
Selain itu, hal yang juga penting dalam persaingan bisnis adalah pelayanan terhadap konsumen, hanya perusahaan yang mampu memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen yang akan sukses. Bentuk pelayan terhadap konsumen itu antara lain, mempertahankan mutu barang dan jasa, memenuhi permintaan konsumen dengan tingkat harga yang tepat, tidak membohongi konsumen dan seterusnya.
Hal lain yang di katan oleh bertens bahwa bisnis harus berlangsung sebagai komunikasi sosial yang menguntungkan bagi pihak-pihak yang terlibat di dalammnya. Artinya, pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi di adakan dalam interaksi antara pemilik perusahaan dengan karyawan, relasi bisnis, konsumen, dan sebagainya. Jadi, etika bisnis di anggap memiliki peran yang penting  dalam mewujudkan tujuan perusahaan untuk memperoleh keuntungandi dalam dunia bisnis yang kompetitif. Hanya perusahaan yang mampu melayani kepentingan semua pihak yang berbisnis dengannya yang akan sukses. Karena itu, berbisnis secara baik dan etis memang menjadi sebuah tuntutan daris setiap perusahaan yang ingin membangun dinasti bisnis yang sukses dan bertahan lama.


























BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan luasnya  informasi  saat ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan luas. Memposisikan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis dan jujur adalah satu-satunya cara supaya dapat bertahan di dalam dunia bisnis saat ini. Ketatnya persaingan bisnis menyebabkan beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan etika dalam bisnis.
Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-masing elemen dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier),perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang saling mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga etika, sehingga kepercayaan yang menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik.
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup mikro maupun makro. Tentunya ini  tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika dalam berbisnis sangatlah penting.
3.2 Saran
Perlu adanya sadar diri didalam hati para pegawai didalam perusahaan yang ingin menerapkan etika didalam bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang terjadi pada perusahaan itu nantinya dan perlu diterapkannya sanksi atau hukuman yang berat apabila ada salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di dalam bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan lancer di perusahaan tersebut.

MAKALAH MANAJEMEN PERUBAHAN

TUGAS MAKALAH MANAJEMEN MADRASAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ManajemenMadrasah

Dosen: Drs. H. Endang Saputra, M.Pd
Disusun Oleh: Dede Rachman
NIM: 2015.5.1.1.00004




INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
JL. WIDARASARI III TUPAREV-CIREBON



Kata Pengantar

Dengan memanjatkan segala puji syukur ke hadirat Allah Ta’ala, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah Manajemen Perubahan ini dengan baik. Makalah ini dibuat agar menambah sedikit pengetahuan kita mengenai Manajemen Perubahan.
Makalah ini berisi mengenai apa itu Manajemen Perubahan dan penerapannya pada madrasah. Untuk itu, dari penyusunan makalah ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua termasuk penulis.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.



                                                                                                                                                        Cirebon,     Maret 2016,


Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menghadapi lingkungan dalam sebuah organisasi/lembaga yang semakin dinamis dan terus berubah, maka organisasi/lembaga dituntut untuk dapat menyesuaikan diri. Jika tidak maka bersiaplah organisasi/lembaga tersebut untuk mati. Hal ini adalah konsekuensi hidup pada saat ini yang termasuk pada zaman kesinambungan, persaingan antar organisasi selalu berubah. Ekonomi global membawa pesaing yang datang dari berbagai tempat.
Organisasi yang berhasil adalah organisasi yang dapat berubah untuk menghadapi persaingan, mereka akan tangkas, mampu secara cepat mengembangkan inovasi-inovasi baru dan siap menghadapi persaingan baru. Akan tetapi perubahan dilakukan melalui berbagai pemikiran terlebih dahulu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di  uraikan, dapat di rumuskan masalah-masalah yang akan di bahas pada penulisan kali ini. Masalah yang di maksud adalah  sebagai berikut:
1. Apa pengertian Manajemen Perubahan?
2. Hal-hal yang berkaitan dengan Manajemen Perubahan seperti Jenis-jenis,
    Tujuan dan lain-lain.
3. Manajemen Perubahan dalam lembaga pendidikan

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita:
1. Memahami pengertian Manajemen Perubahan
2. Hal-hal yang berkaitan dengan Manajemen Perubahan seperti Jenis-jenis,
    Tujuan dan lain-lain.
3. Memahami Manajemen Perubahan dalam lembaga pendidikan


























BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Perubahan Dan Manajemen Perubahan
1. Definisi Perubahan
Arti kata perubahan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah  hal (keadaan) berubah (id.wikipedia.org). Jeff Davidson menjelaskan bahwa perubahan merujuk pada sebuah terjadinya sesuatu yang berbeda dengan sebelumnya (document.tips.com). Michel Beer (document.tips.com) menyatakan berubah itu adalah memilih tindakan yang berbeda dari sebelumnya, perbedaan itulah yang menghasilkan suatu perubahan. Menurut Prof. M. Mas’ud, Perubahan ialah pergantian keadaan dari yang lama kepada yang baru. Perubahan ialah perbedaan keadaan dari fase tertentu menuju fase yang lain. Tidak semua perubahan itu baik, namun menuju hal yang lebih baik mesti harus ada perubahan (presentasi kuliah di rajapresentasi.com).
2. Definisi Manajemen Perubahan
Menurut Prof. M. Mas’ud Manajemen perubahan ialah pendekatan sistematik yang berkaitan dengan perubahan baik dalam perspektif organisasi maupun dalam persektif individu. Menejemen perubahan setidaknya berkaitan dengan tiga aspek yang berbeda, termasuk diantara adaptasi terhadap perubahan, mengawasi perubahan dan melaksanakan perubahan. Perbedaan antara perubahan dengan manajemen perubahan terletak pada pelakunya, desainnya , penataannya, dan kontrol atas perubahan. Management perubahan adalah proses kerja membuat perubahaan, sedangkan perubahan adalah kata sifat atau kata benda (presentasi kuliah di rajapresentasi.com).
Menurut Prof. Dr. H. Faisal Afiff, Spec.Lic, .Manajemen perubahan adalah proses terus-menerus memperbaharui organisasi berkenaan dengan arah, struktur, dan kemampuan untuk melayani kebutuhan yang selalu berubah dari pasar, pelanggan dan para pekerja itu sendiri (www.sbm.binus.ac.id).
Manajemen perubahan menurut Wibowo, merupakan suatu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang yang akan terkena dampak dari perubahan tesebut. (document.tips.com).
Jadi dapat disimpulkan Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi. Perubahan  dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi tersebut.

B. Hal-Hal Yang Terkait Dengan Perubahan
1. Penyesuaian, adaptasi dengan keadaan baru di lingkungan sekitar
2. Perbaikan proses, mengejar kemajuan
3. Mempertahankan diri dari kepunahan
4. Menghindari kekalahan dari persaingan
5. Menyongsong kemenangan yang lebih besar
6. Meletakkan capaian positif sebagai ukuran keberhasilan
7. Diluar sana, teknologi sedang berubah, ilmu pengetahuan berkembang, dunia sedang berubah.

C. Tujuan Perubahan
Perubahan mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, tanpa adanya perubahan maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama. Perubahan bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman, kemajuan teknologi.



D. Jenis-Jenis Perubahan Dalam Organisasi/Lembaga
1. Mission changes (Perubahan Misi – tujuan). Perubahan ini dimulai dengan perubahan misi utama organisasi. Perubahan misi akan berimplikasi banyak pada tataran strategi dan teknis.
2. Strategic changes, (perubahan strategi). Perubahan strategi menyangkut cara tertentu yang dipakai untuk menuju misi organisasi.
3. Operational / structural changes (perubahan struktural dan tata cara pelaksanaan). Perubahan ini menyangkut penataan organ dan susunan organisasi. Penataan organ akan mengubah personel dan peralatan.
4. Technological changes (Perubahan Teknologi). Teknologi semisal komputer, mesin, internet sangat membantu memperlancar pekerjaan dalam rangka mencapai misi organisasi.
5. Attitudes and behaviors of personnel changes (Merubah perilaku orangnya). Wilayah perilaku menyangkut disiplin, cara mengisi waktu dan peningkatan kualitas kerja sesorang.

E. Tipe Perubahan
Tipe perubahan terdiri dari 3 tipe yang berbeda, dimana setiap tipe memerlukan strategi manajemen perubahan yang berbeda pula.  Tiga macam perubahan tersebut adalah:
a. Perubahan Rutin, dimana telah direncanakan dan dibangun melalui proses organisasi;
b. Perubahan Peningkatan, yang mencakup keuntungan atau nilai yang telah dicapai organisasi;
c. Perubahan Inovatif, yang mencakup cara bagaimana organisasi memberikan pelayanannya.
Tidak ada satupun pendekatan yang sesuai untuk Manajemen Perubahan.  Metoda-metoda yang digunakan untuk komunikasi, kepemimpinan, dan koordinasi kegiatan harus disesuaikan dalam menemukan kebutuhan masing-masing situasi perubahan.

F. Kondisi Yang Diperlukan dalam Perubahan
Kondisi yang diperlukan dalam mewujudkan perubahan yang efektif:
a. Kesadaran : para stakeholders memahami dan meyakini visi, strategi dan rencana implementasi.
b. Kapabilitas : para stakeholders meyakini bahwa mereka mampu meraih ketrampilan yang dibutuhkan serta mampu menangani dan mengambil keuntungan dari perubahan tersebut.
c. Keikutsertaan : para stakeholders bisa menghargai tugas dan pekerjaan baru serta peluang untuk berperilaku dengan cara-cara baru ( sikap, ketrampilan, dan cara kerja baru).

G. Membuat Program Perubahan
A. Langkah-langkah Manajemen Perubahan
a. Identifikasi Tipe Perubahan
Ketika anda harus memanaj perubahan, pertama-tama  perlu mengidentifikasi tipe dari perubahan tersebut.
b. Identifikasi Tujuan Perubahan
Tugas kedua adalah mengidentifikasi tujuan-tujuan perubahan. Kemudian merencanakan tujuan-tujuan tersebut secara jelas dan memberikan batasan antara waktu dengan perubahan mana yang dapat diterima.
B. Tahap-tahap Manajemen Perubahan
Suatu perubahan terjadi melalui tahap-tahapnya.  Pertama-tama adanya dorongan dari dalam (dorongan internal), kemudian ada dorongan dari luar (dorongan eksternal).  Untuk manajemen perubahan perlu diketahui adanya tahapan perubahan.  Tahap-tahap manajemen perubahan pada umumnya ada tiga, yaitu:
Tahap 1,  Menyadarkan seluruh warga dalam lembaga bahwa perubahan tertentu perlu dilakukan (unfreezing).
Tahap 2,  melaksanakan perubahan/menerapkan sesuatu yang baru (changing). Ada beberapa cara dalam pengimplementasian proses perubahan,Yaitu:
1. Disiplin diri
2. Kerja sama tim
3. Manfaat teknologi
4. Orientasi pada tindakan
Tahap 3, Menstabilkan situasi setelah perubahan dilaksanakan (refreezing).
H. Kegagalan Perubahan
Penyebab kegagalan kebanyakan berasal dari dalam organisasi:
1. Semua orang memandang perubahan sebagai tujuan ketimbang sebagai sebuah proses yang memerlukan perencanaan, persiapan, manajemen proyek dan perhatian yang konsisten.
2. Visi tentang tujuan jangka pendek maupun jangka panjang tidak jelas.
3. Peninggalan program perubahan organisasi sebelumnya yang gagal karena penanganan buruk menciptakan budaya skeptis dan cenderung menghindari resiko.
4. Gagal memberikan dukungan pelatihan dan ketrampilan yang diperlukan dan memungkinkan karyawan mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri atas perubahan organisasi.
5. Kurangnya komunikasi menyangkut perubahan, termasuk memberi informasi kepada karyawan terlalu bertahap, yang risikonya tumbuh gosip-gosip.
6. Terlalu memfokuskan upaya perubahan secara sempit pada satu aspek organisasi dan mengengabaikan tketerkaitannya pada kehidupan organisasi.

Kegagalan juga merupakan dampak dari kurang ahlinya agen perubahan, termasuk manajer, instruktur dan konsultan. Di samping itu kegagalan juga disebabkan oleh :
1. Manajer tidak menguasai prinsip – prinsip manajemen perubahan.
2. Manajer tergoda pada solusi mudah dan perbaikan cepat.
3. Manajer tidak menganggap penting aspek budaya dan kepemimpinan dalam perubahan.
4. Manajer mengabaikan aspek manusia dalam mengelola perubahan.

I. Strategi Menangkal Kegagalan Perubahan
Strategi dan tindakan sangat penting dalam menciptakan perubahan. Strategi berorientasi pada perubahan yang kontinu dan bersifat terobosan. Strategi tindakan adalah strategi yang inovasi dan dilandasi cara berpikir entrepreneur. Ada beberapa hal yang menjadi pegangan dalam melakukan tindakan perubahan yaitu:
1. Jangan abaikan strategi
2. Bertindak cerdik dan rajin
3. Warnai perubahan dengan mimpi besar
4. Tumbuhkan kesadaran bahwa setiap awal pasti sulit
5. Menghilangkan pemikiran yang salah
6. Kekuatan pendorong SDM yang cerdas
7. Mengembangkan potensi
8. Memperbaiki keterampilan
9. Menjadi lebih efektif
10. Mempengaruhi orang lain
11. Merencanakan ke depan
12. Mengubah Pola Pikir
13. Menciptakan keunggulan


J. Manajemen Perubahan Dalam Lembaga Pendidikan
Perubahan dalam lembaga pendidikan biasanya berupa perubahan kebijakan lembaga, prosedur dan kegiatan yang dibangun untuk memperbaiki pengetahuan, kemampuan dan perilaku anggota lembaga baik guru, staf dan yang lainnya sehingga dapat memperbaiki efektifitas dan efesiensi individu atau lembaga.
Ada lima jenis perubahan yang biasanya ada dalam lembaga pendidikan , yaitu:
a. Manajemen perubahan dengan fokus pada perubahan misi pendidikan.
b. Manajemen perubahan dengan fokus perubahan pada strategi pencapaian tujuan.
c. Manajemen perubahan dengan fokus perubahan pada struktur dan tata cara pelaksanaan.
d. Manajemen perubahan dengan fokus perubahan pada penguatan teknologi pendidikan.
e. Manajemen perubahan dengan fokus pada perubahan mindset dan perilaku pada orang yang ada dalam system pendidikan.











BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Secara sederhana, kita bisa membagi masalah manajemen perubahan menjadi dua pertanyaan utama, yaitu: ‘Perubahan apa yang mesti kita terapkan?’ dan ‘Bagaimana cara kita menerapkannya agar bisa sukses?’ Untuk menjawabnya, kita butuh dua ketrampilan khusus: untuk mendiagnosa kebutuhan perubahan; mengaudit kinerja; mengembangkan visi perbaikan; menggambarkan atau merumuskan strategi baru. Mencapai tujuan perubahan juga butuh ketrampilan untuk menyelesaikan tugas secara tuntas, untuk mendorong aksi.
2. Perubahan kerap mengganggu dan merusak. Memang menurut definisinya, perubahan mengusik keadaan ‘status quo’. Kepemimpinan sangatlah penting karena untuk mencapai tujuan perubahan, kita mesti menempatkan analisa dan aksi. Kita akan membicarakan perpaduan manajerial yang baru ini agar proses perubahan bisa jalan secara efektif. Untuk itu, perlu dikembangkan dua tema utama, yaitu:
a. Ketrampilan manajerial apa yang dibutuhkan untuk mendorong perubahan organisasi secara efektif?
b. Perubahan berpotensi mengganggu dan merusak. Bagaimana orang mengalami perubahan dan bagaimana cara membantu mereka mengatasi tekanan dari perubahan?
3. Agar bisa efektif mengelola perubahan, diperlukan kemampuan untuk menciptakan keterpaduan antara anggota organisasi, sumber daya, gagasan, peluang, dan tuntutan-tuntutan. Visi penting, dan kreatifitas bahkan lebih penting. Namun, kemampuan menyusun rencana sistematis untuk penyediaan logistik sumber daya, dukungan, pelatihan, dan SDM, merupakan inti semua program perubahan.
4. Anggota mesti dibujuk dan dipengaruhi, lintas batas antar bagian diseberangi atau bahkan ‘dihapus’, gagasan-gagasan baru mesti diterima, cara kerja baru mesti diadopsi, dan standar baru kinerja dan kualitas mesti dicapai. Dukungan mesti dimobilisasi, koalisi dibangun serta didukung, oposisi harus diidentifikasikan dan dirangkul. Amggota perlu dukungan agar mampu mengatasi stres, kecemasan dan ketidakpastian selama proses perubahan. Namun demikian, kontinyuitas dan tradisi memberi stabilitas, support, dan makna bagi anggota dan tidak perlu dihancurkan begitu saja tanpa pertimbangan.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini  dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.












DAFTAR PUSTAKA


http://id.wikipedia.org
http://documents.tips/documents/manajemen-perubahan-55d08056da2da.html
http://rajapresentasi.com/presentasi kuliah
http://nuwrileardkhiyari.blogdetik.com/2013/10/27/manajemen-perubahan#
http://sbm.binus.ac.id/2013/08/12/manajemen-perubahan-bagian-15-selesai/
http://shandyecco.blogspot.co.id/2014/09/makalah-manajemen-perubahan.html

















MAKALAH MANAJEMEN MADRSAH

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu persyaratan agar kita dapat memasuki era globlalisasi yang penuh dengan persaingan. Keberadaan madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam tidak akan lepas dari persaingan global tersebut. Untuk itu peningakat kualitas merupakan agenda utama dalam meningkatkan mutu madrasah agar dapat survive dalam era global. TQM (Total Quality Management) atau yang biasa kita kenal dengan Manajemen Madrasah merupakan konsep peningkatan mutu secara terpadu di bidang manajemen dan masih cukup baru dalam dunia pendidikan. Makalah yang kami buat ini mencoba menguraikan bagaimanakah Manajemen Madrasah itu.
Untuk mensukseskan tujuan pendidikan perlu adanya strategi pengembangan lembaga pendidikan khususnya madrasah. Madrasah yang berkembang adalah madrsah yang terus meningkatkan  kualitas dalalm berbagai aspek. Dalam pengembangan madrasah ada beberapa  strategi yang perlu diperhatikan agar tujuan pengembangan madrasah dapat terselesaikan dengan efektif dan efisien. Dalam makalah ini disajikan beberapa strategi dalam pengembangan Madrasah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dapat kami uraikan sebagai berikut :
1. Apakah pengertian manajemen itu?
2. Apakah pengertian madrasah itu?
3. Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen?
4. Bagaimanakah manajemen madrasah yang  efektif dan efisien?

C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Madrasah,  serta untuk mengetahui dan memahami tentang pentingnya manajemen dalam suatu madrasah agar menciptakan sumber daya yang berkualitas.





BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen berasal dari kata "to manage" yang berarti mengatur, mengurus atau mengelola. Banyak definisi yang telah diberikan oleh para ahli terhadap istilah manajemen ini. Namun dari sekian banyak definisi tersebut ada satu yang kiranya dapat dijadikan pegangan dalam memahami manajemen tersebut, yaitu :Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakandan dan pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick kerena menajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik  berusaha memahami mengapa dan bagaiman orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi kerena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional itu dituntut kode etik tertentu.
Menurut The Liang Gie manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Manajemen mencakup kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upayanya yang terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal tersebut meliputi pengetahuan apa yang harus mereka lakukan, menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami bagaiman mereka harus melakukannya dan mengukur efektifitas dari usaha-usaha mereka. Selanjutnya perlu menetapkan dan memelihara pula suatu kondisi lingkungan yang memberikan respon ekonomis, psikologis, social, politis dan sumbangan-sumbangan teknis serta pengendaliaannya.
Manajemen merupakan sebuah kegiatan, pelaksanaannya disebut managing dan orang yang melakukannya disebut manajer.
Dalam proses manajemen terdapat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan, yaitu : perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling). Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai proses merencanakan, mengorganisai, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau kerangka tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Ini dilakukan dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisai, menentukan kesemopatan dan ancamanya, menentukan strategi, kebijakan, taktik dan program, semua itu dilakukan berdasarkan pengambilan keputusan secra ilmiah.
Fungsi pengorganisasian meliputi penentuan fungsi, hubungan dan struktur. Fungsi berupa tugas-tugas yang dibagi kedalam fungsi garis, staf dan fungsional. Hubungan terdiri dari tanggung jawab dan wewenag. Sedangkan strukturnya dapat horizontal dan fertikal. Semuanya itu memperlancar alokasi sumber daya dengan kombinasi yang tepat untuk mengkomplimentasikan rencana.
Fungsi pemimpin mengambarkan bagaimana seorang manajer/pemimpi mengarahkan dan mempengaruhi bawahanya, bagaimana orang lain melaksanakan tugas yang esensial dengan menciptakan suasana yang menyenagkan untuk bekerja sama.
Fungsi pengawasan meli[puti penentuan standar, supervise, dan mengukur penampilan/pelaksanaan terhadap standard an memberikan keyakinan bahwa tujuan organisai tercapai. Pengawasan sangat erat kaitanya dengan perencanaan, karena melalui pengawasan efektivitas manajemen dapat diukur.

B. PENGERTIAN MADRASAH
Kata "madrasah" dalam bahasa Arab adalah bentuk kata "keterangan tempat" (zharaf makan) dari akar kata "darasa". Secara harfiah "madrasah" diartikan sebagai "tempat belajar para pelajar", atau "tempat untuk memberikan pelajaran". Dari akar kata "darasa" juga bisa diturunkan kata "midras" yang mempunyai arti "buku yang dipelajari" atau "tempat belajar"; kata "al-midras" juga diartikan sebagai "rumah untuk mempelajari kitab Taurat’.
Kata "madrasah" juga ditemukan dalam bahasa Hebrew atau Aramy, dari akar kata yang sama yaitu "darasa", yang berarti "membaca dan belajar" atau "tempat duduk untuk belajar". Dari kedua bahasa tersebut, kata "madrasah" mempunyai arti yang sama: "tempat belajar". Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kata "madrasah" memiliki arti "sekolah" kendati pada mulanya kata "sekolah" itu sendiri bukan berasal dari bahasa Indonesia, melainkan dari bahasa asing, yaitu school atau scola.
Secara teknis, dalam proses belajar-mengajarnya secara formal, madrasah tidak berbeda dengan sekolah, namun di Indonesia madrasah tidak lantas dipahami sebagai sekolah, melainkan diberi konotasi yang lebih spesifik lagi, yakni "sekolah agama", tempat di mana anak-anak didik memperoleh pembelajaran hal-ihwal atau seluk-beluk agama dan keagamaan (dalam hal ini agama Islam).
Dalam prakteknya memang ada madrasah yang di samping mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan (al-'ulum al-diniyyah), juga mengajarkan ilmu-ilmu yang diajarkan di sekolah-sekolah umum. Selain itu ada madrasah yang hanya mengkhususkan diri pada pelajaran ilmu-ilmu agama, yang biasa disebut madrasah diniyyah. Kenyataan bahwa kata "madrasah" berasal dari bahasa Arab, dan tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, menyebabkan masyarakat lebih memahami "madrasah" sebagai lembaga pendidikan Islam, yakni "tempat untuk belajar agama" atau "tempat untuk memberikan pelajaran agama dan keagamaan".
            Istilah madrasah sebagai pendidikan Islam muncul dari penduduk Nisapur, tetapi tersiarnya melalui menteri Saljuqi yang bernama Nizam al-Mulk, yang mendirikan madrasah Nizammiyah. Selanjutnya Gibb dan Kremers menuturkan bahwa pendiri madrasah terbesar setelah Nizam al-Mulk adalah Salahuddin al-Ayyfihi.

C. KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
1. Kepemimpinan menurut para ahli
a. Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
b. Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
2. Hubungan Kepimpinan dan Manajemen
a. Kepemimpinan adalah salah satu bagian penting dari manajemen, khususnya dalam fungsi pengarahan. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk dapat mengarahkan dan mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan.
b. Kepemimpinan dan manajemen seringkali disamakan pengertiannya oleh banyak orang, padahal jelas bahwa kepemimpinan adalah tidak sama dengan manajemen. Dalam manajemen, kepemimpinan adalah merupakan salah satu bagian dari manajemen untuk mengarahkan dan mempengaruhi anggota-anggotanya dalam usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi manajemen selalu berkaitan dengan organisasi apapun bentuknya apakah organisasi pemerintah, usaha, sosial, dan kemasyarakatan. Kepemimpinan atau leadership tidak hanya ada dalam lingkungan organisasi tetapi dapat muncul dan ada dimana saja dan kapan saja, sepanjang ada seseorang yang berusaha mengarahkan dan mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh : seorang ulama yang berpengaruh besar merubah perilaku orang lain dapat juga disebut pemimpin.
 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah bagian penting dari manajemen tetapi tidak sama dengan manajemen, seorang manajer harus berperilaku atau melaksanakan fungsi kepemimpinan / leadership namun seorang pemimpin belum tentu seorang manajer.
3. Perbedaan Kepeminpinan dan manajemen
Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen – Kepemimpinan (Leadership) dan Manajemen (Management) pada dasarnya merupakan dua konsep yang berbeda, namun kedua istilah tersebut sering digunakan seolah-olah mereka memiliki arti yang sama. Untuk membahas lebih lanjut mengenai perbedaan keduanya, mari kita cermati definisi mengenai Kepemimpinan dan Manajemen.
Menurut Gareth Jones and Jennifer George (2003:440), yang dimaksud dengan Kepemimpinan adalah proses dimana seorang individu mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan mengilhami, memberi semangat, memotivasi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan mereka guna membantu tercapai tujuan kelompok atau organisasai. Sedangkan Definisi Manajemen menurut R.W. Griffin (1997:5-6) adalah serangkaian kegiatan (termasuk perencanaan dan pembuatan keputusan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber daya organisasi (tenaga kerja, keuangan, fisik dan informasi) yang bertujuan untuk mencapai sasaran organisasi dengan cara yang efisien dan efektif
Dari kedua definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa inti perbedaan antara Kepemimpinan dan Manajemen adalah bagaimana mereka memotivasi orang lain ataupun tim dalam mencapai Tujuan dan Sasarannya.
Seorang Pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinan ini menetapkan Tujuan dan arah baru, kemudian memotivasi dan mempengaruhi anggota timnya untuk mencapai Tujuan yang ditetapkan tersebut. Seorang Pemimpin juga harus meninjau perkembangan timnya dan memastikan bahwa semua anggota Tim berada di jalur yang diinginkannya hingga mencapai tujuan yang ditetapkan. Presiden merupakan salah satu contoh yang baik dalam memerankan kepemimpinan.
Sedangkan seorang Manajer yang menjalankan fungsi Manajemen ini bertugas untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikannya bagaimana timnya mencapai tujuan yang ditetapkan. Mereka akan bertugas untuk mengatasi setiap permasalahan yang timbul dalam tim dan memutuskan solusi terbaik untuknya. Contohnya seperti seorang Manajer Sepakbola yang mengatur bagaimana timnya dapat mencapai tujuan yaitu meraih kemenangan pada setiap permainan sepakbola. Seorang Manajer Sepakbola bukanlah pemimpin karena mereka tidak menetapkan tujuan. Yang menetapkan Tujuan adalah Pemilik atau Direksi Klub sepakbola yang bersangkutan.
Kunci Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen
Perbedaan Kepeminpinan dan Manajemen bisa di lihat sari Karakteristik dari kepeminpinan dan manajemen, Kepeminpinan itu  Strategik dan berorientasi pada Orang sedangkan manajeman Taktikal dan berorientasi pada Organisasi, Kepemininan itu  Menetapkan arah dan tujuan sedangkan manajemen Merencanakan dan Mengkordinasikan Kegiatan, kepeminpinan itu memotivasi dan menginspirasi orang sedangkan manajemen administratif dan menjaga kelangsungan sistem, Kepeminpinan itu  Membentuk Prinsip sedangkan manajemen Merumuskan Prinsip, kepeminpianan itu Membangun Tim dan Mengembangkan Talenta mereka sedangkan manajemen Mengalokasikan dan Mendukung Sumber daya Manusia, kepeminpinan itu mengembangkan peluang baru sedangkan manajemen merupakan pemecahan masalah, Kepeminpinan itu Mempromosikan Inovasi dan penemuan baru, sedangkan manajemen  Memastikan Kesesuaian Standar dan prosedur, kepeminpinan itu Memberdayakan dan Membina Orang sedangkan manajemen Memerintah dan mengarahkan orang, kepeminpinan itu Perspektif Jangka Panjang sedangkan manajemen Melihat Jangka Pendek.
Pemahaman tentang perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen ini sangat penting dalam mengoperasikan sebuah organisasi. Kepemimpinan dan Manajemen seharusnya berjalan secara beriringan. Untuk menjadi Manajer yang baik diperlukan keterampilan dalam kepemimpinan. Sedangkan untuk menjadi Pemimpin yang efektif, dibutuhkan keterampilan Manajemen untuk mencapai Visinya.

D. MANAJEMEN MADRASAH YANG EFEKTIF
Madrasah yang efektif adalah suatu lembaga pendidikan Islam yang mempunyai kurikulum, strategi, belajar mengajar yang efektif dan ada interaksi dengan pihak yang berkepentingan (siswa, guru, orang tua, lingkungan dan pejabat yang terkait) dan menghasilkan keluaran yang dapat diandalkan.
Oleh karena itu, madrasah dapat dikatakan efektif jika lembaga pendidikan agama Islam tersebut mempunyai tujuan, misi dan sasaran, sehingga menghasilkan out put yang dapat diandalkan.
Efektifitas tidaklah bisa dimaknai pasti. Terdapat perbedaan tergantung dari mana sudut pandang yang digunakan dan kepentingan masing-masing. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1990: 219) dikemukakan bahwa, efektifitas berarti ada efek (akibatnya, pengaruhnya, kesannya).[3] Dengan kata lain efektifitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju, atau bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.
Kaitannya dengan pengelolaan madrasah, bahwa bagaimana madrasah mampu melaksanakan semua tugas pokok sekolah, menjalin partisipasi masyarakat, mendapatkan serta memanfaatkan sumber daya, sumber dana, dan sumber belajar untuk mewujudkan tujuan sekolah.
Biasanya masalah efektifitas berkaitan erat dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang telah direncanakan. Efektifitas pengelolaan madrasah, sebagaimana efektifitas pendidikan pada umumnya dapat dilihat berdasarkan teori sistem dan dimensi waktu. Maksudnya kriteria efektifitas harus mencerminkan keseluruhan siklus input-proses-output, tidak hanya output atau hasil serta harus mencerminkan hubungan – timbal balik antara manajemen dan lingkungan sekitarnya.
a. Konsep Pengelolaan Madrasah yang Efektif
1. Manajemen Berbasis Sekolah
Madrasah sendiri kemunculannya merupakan pembaharuan sistem pendidikan Islam di Indonesia yang telah ada. Secara umum, madrasah sendiri didirikan oleh proses swadaya masyarakat muslim (swasta). Madrasah mempunyai landasan hukum yang jelas dalam pendidikan nasional. Mensejahterakan posisi madrasah dengan sekolah umum lainnya (SD, SMP dan SMA).
Isu mengenai Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management) sebenarnya merupakan tema sentral dalam reformasi pendidikan di berbagai negara. Manajemen Berbasis Sekolah diartikan sebagai pengalihan kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab pengelolaan dari birokrasi sentral kepada pengelola terdepan pendidikan, yaitu sekolah dan komunitasnya.
Efektifitas pengelolaan madrasah merupakan kunci sentral bagi keberlangsungan madrasah. Dengan begitu madrasah mampu bersaing di pasaran global, mampu menjanjikan dan menumbuhkan pandangan positif dalam masyarakat.
Efektifitas ini, menurut Thomas (1979) yang melihat pendidikan dalam kerangka produktivitas, dinyatakan dalam tiga dimensi, yaitu :
The administrator production function: yaitu fungsi yang meninjau produktivitas sekolah dari segi keluasan administratif. Seberapa besar dan baik layanan yang dapat diberikan dalam suatu proses pendidikan, baik oleh guru, kepala sekolah, maupun pihak lain yang berkepentingan.
The psychologist’s product function: fungsi ini melihat produktivitas dari segi keluaran, perubahan perilaku yang terjadi pada peserta didik sebagai suatu gambaran dari prestasi akademik yang telah dicapainya dalam periode belajar.
The economics’ production function: yaitu fungsi ekonomis yang berkaitan dengan pembiayaan layanan pendidikan di sekolah. Hal ini mencakup harga pembiayaan layanan pendidikan yang diberikan dan diperoleh yang ditimbulkan oleh layanan tersebut.
2. Kerangka Membangun Madrasah yang Efektif
Kerangka untuk membangun madrasah terdiri dari 6 komponen, yaitu :
Pengertian umum dan dasar konsepsi yang sama.
Sudah semestinya diberlakukan dalam setiap organisasi adanya kesamaan pandangan filosofis yang menuntun perjalanannya. Begitu halnya dengan madrasah.
Efektifitas ini didukung dengan konsep filosofis yang dialektis, diketahui dengan baik dan bersifat humanis, ideologis, nilai-nilai (Islam, social, dan toleransi) dan misi (akademis dan keluhuran moral).
Kurikulum yang bagus dan pengelolaan atas dasar aspirasi masyarakat
Di sini jelas, bahwa madrasah yang baik haruslah mempunyai tujuan dan sasaran yang jelas dalam pendidikannya. Kejelasan ini dicerminkan dalam kurikulum yang digunakan, serta tidak seharusnya mengesampingkan aspirasi masyarakat.
Buku akademis dan keluaran moral
Madrasah yang efektif menetapkan buku yang tinggi untuk akademis, demikian juga mutu/etika Islam, mengajarkan kurikulum pendidikan agama Islam dan berdampingan dengan kurikulum, mampu menunjukkan logo keislamannya dan nasionalisme dalam ritual dan kegiatan luar.
Fasilitas belajar yang cukup
Hal ini kaitannya dengan eksplorasi kemampuan siswa dengan optimal. Sehingga peserta didik mampu mengaplikasikan secara riil berbagai konsep yang dirasa masih abstrak. Dengan begitu konstruksi pengetahuan peserta didik akan lebih menuai hasil.
Manifestasi perilaku (atas dasar kesepakatan)
Maksudnya, terdapat perilaku khusus yang diciptakan dan disepakati bersama, baik berupa peraturan-peraturan dan sangsi, apresiasi, dan sebagainya.
Keluaran yang diharapkan
Tujuan akhir pengelolaan madrasah adalah mampu menelurkan output yang kompetensinya tidak diragukan lagi. Tujuan ini tidaklah mungkin diperoleh dengan tanpa memperhatikan berbagai aspek fundamental. Keluaran yang baik, tergantung bagaimana madrasah berusaha, sekeras apakah itu dan seserius apakah madrasah memandang dan mengupayakannya.
3. Prinsip Umum Membangun Madrasah
Drs. Fatah Syukur, M.Ag menjelaskan dalam bukunya Manajemen Pendidikan Pada Madrasah, menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip umum yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah madrasah :
Peningkatan pemahaman dan penerimaan filosofis, nilai-nilai dan misi madrasah
Landasan filosofis sudah seharusnya tersusun dan terencana dengan jelas dan memadai, dapat dimengerti dan dipahami secara optimal oleh semua pihak yang berkepentingan.
Perhatian para pencapaian sasaran dan tujuan
Madrasah yang efektif menentukan prioritas dan membatasi apa yang dapat harus dicapai. Kejelasan dari filosofis pedoman dan misi dan memusatkan pada keikutsertaan dan perhatian dari pihak yang berkepentingan akan menentukan bahwa sekolah harus mempersempit kisaran tujuan yang paling penting untuk dicapai.
Kepemimpinan yang efektif
Kepemimpinan yang efektif salah satu cirinya adalah mengambil inisiatif dan tindakan yang tepat untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada. Ada beberapa faktor yang dianjurkan dalam pengelolaan sekolah, antara lain :
Kepemimpinan kepala sekolah yang lebih fleksibel
Nilai, visi dan misi madrasah harus dikomunikasikan
Perhatian pada kelembagaan, visi, misi dan nilai yang diusung
Kepala sekolah, staf dan orang tua siswa aktif membangun budaya sekolah yang diinginkan berdasarkan visi dan misi.
Strategi rencana dan pelaksanaan pembangunan multi dimensi
Hal ini menjadi penting lantaran perkembangan suatu organisasi, tak terkecuali madrasah, tidaklah selalu di atas angin. Tantangan dan kendala tentunya tidaklah bisa diingkari. Dengan demikian, perencanaan yang matang dengan strategi-strategi jitu mungkin akan lebih mengoptimalkan eksistensi suatu madrasah itu sendiri.
Pengelolaan sekolah dan partisipasi masyarakat
Tanggung jawab dengan jelas dilimpahkan kepada orang yang terlibat atau dipengaruhi oleh kegiatan madrasah
Pembagian job description yang jelas dan tepat sasaran dirasa sebagai langkah awal yang baik dalam manajemen pelaksanaan semua bentuk organisasi. Dengan begitu diharapkan visi, misi dan tujuan dapat tercapai secara optimal.
Partisipasi dalam pengambilan keputusan.
        Dalam madrasah yang mempunyai skala kecil pengambilan keputusan dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan. Dalam madrasah yang besar, pihak yang berkepentingan memiliki wakilnya (BP3). Efektifitas madrasah akan lebih nampak jika terdapat kejelasan keputusan yang dikeluarkan.
Penetapan standar tinggi
Siswa belajar aktif
Lingkungan motivasi belajar mengajar
Efektifitas tim guru dan kepala sekolah
Sistem yang jujur dalam evaluasi dan pertanggungjawaban
Madrasah akan lebih berkembang jika mampu melaksanakan pola sistem yang jujur dalam proses evaluasi
Optimalisasi sumber daya dan penggunaannya
Organisasi fungsional
Madrasah yang efektif mempunyai susunan dan hubungan kerja yang lebih tepat sebagai organisasi fungsional dari birokrasi. Di sana dapat hubungan bebas antara guru, kepala madrasah baik vertikal maupun horizontal dan dengan pimpinan masyarakat.





BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan di atas kita bisa mengetahui pengertian dari Manajemen, pengertian dari Madrasah, perbedaan dan hubungan antara manajemen dan kepimnpinan, dan selain itu juga kita bisa mengetahui kerangka dan prinsip Manajamen madrasah. Sangatlah penting peran manajemen dalam mengelola sekolah baik itu formal maupun non formal, untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan efektif tentunya di perlukan sistem manajemen yang baik dan juga peminpin yang baik dan memenuhi kriteria sebagai peminpin.

B. Saran
Dalam makalah ini belum terlalu lengkap tentang pemaparan semuanya termasuk bidang garapan manajemen madrasah, untuk ke depannya kami sebagai penyusun akan terus belajar demi perbaikan makalah-makalah selanjutnya. Dan akan memperbanyak literatur dan referensinya.








Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Pendidikan Yang Bermutu dan Berdaya Saing.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.


Penyusun













DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar isi ii

BAB 1
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 1

BAB 2
1. Pengertian Pendidikan 2
2. Pendidikan yang Bermutu dan Berdaya Saing 2

BAB 3
1. Kesimpulan 4
2. Saran 4


Daftar Pustaka & Referensi iii





BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup. Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar. Untuk itu didalam konsep ini saya akan membahas tentang konsep pendidikan yang pantas untuk karakter anak indonesia yakni “Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing” supaya dengan adanya konsep tersebut diharapkan proses pematangan peserta didik dapat berjalan dengan baik. Serta diharapkan para pengelola lembaga pendidikan mampu menjadi lembaga yang berdaya saing.
Bagi bangsa yang ingin maju, pendidikan merupakan sebuah kebutuhan. Sama dengan kebutuhan perumahan, sandang dan pangan. Bahkan ada bangsa atau yang tekecil adalah keluarga, pendidikan merupakan kebutuhan utama. Artinya, mereka mau mengurangi klualitas perumahan, pakaian, bahkan makanan demi melaksanankan pendidikan anak-anaknya.
Seharusnya negara juga demikian. Apabila suatu negara ingin cepat maju dan berhasil dalam pembangunan. Prioritas pembangunan negara itu adalah pendidikan. Jika perlu sektor-sektor yang tidak penting ditunda dan daya dipusatkan pada pembangunan pendidikan.

2.      Rumusan Masalah
·         Pengertian Pendidikan?
·         Pendidikan yang Bermutu dan Berdaya Saing?






BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Pendidikan
Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
UU no 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk meiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketermapilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

2.      Pendidikan yang bermutu dan berdaya saing
Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu melakukan proses pematangan kualitas peserta didik yang dikembangkan dengan cara membebaskan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran, ketidakjujuran, dan dari buruknya akhlak dan keimanan.
Daya saing didefinisikan sebagai posisi relatif dari salah satu pesaing terhadap para pesaing yang lain. Posisi relatif masa kini, melihat ke masa depan. Daya saing dapat disebut sebagai kesiapan suatu bangsa untuk interaksi daya saing masa depan.
Pendidikan yang bermutu lahir dari sistem perencanaan yang baik dengan materi dan sistem kelola yang baik dengan komponen pendidikan yang bermutu.
a.       Perencanaan pendidikan yang baik tidak hanya dimaksudkan untuk menetak dan mempersiapkan masa depan peserta didik agar mereka dapat hidup dengan baik di zamannya, tapi juga mempersiapkan dan membekali mereka ketika manusia mwnghadap tuhannya.
b.      Materi pelajaran yang baik dan harus dilakukan guna mencapai tercapainya pendidikan yang bermutu ialah materi pelajaran yang dirasakan manfaatnya oleh peserta didik, baik dirasakan langsung maupun kemudian hari, materi pelajaran tersebut harus memberikan wawasan yang bersifat meningkat secara terus-menerus, materi pelajaran tersebut harus memberikan semangat,motivasi,dan kreativitas berpikir bagi peserta didik.
c.       Tata kelola yang baik adalah sistem tata kelola dengan menggunakan prinsip-prinsip yang bersifat komprehensif atau utuh, artinya pembangunan pendidikan bukan meningkatkan anggaran saja tapi juga memperhatikan kualitas guru budaya belajar peserta didik, sarana prasarana belajar, managemen pendidikan , kebijakan dan program, serta produk dan daya dukung lingkungan. Tata kelola pendidikan dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antarfungsi dan peran antar komponen yang satu dengan yang lain. Tata kelola yang baik juga harus bersifat terukur, artinya uang yang diberikan oleh oleh orangtua peserta didik berubah menjadi sikap, pemikiran dan periaku yang bagaimana. Selain itu sistem tata kelola juga harus berkesinambungan, artinya memperhatikan prinsip keseimbangan antara kekuatan satu komponen dengan komponen lainnya.
d.      Pendidikan yang bermutu juga dari guru yang bermutu. Guru yang bermutu paling tidak harus menguasai materi ajar, metodologi, sistem evaluasi, dan psikologi belajar. Guru yang baik bukan sekadar guru yang pintar, tapi guru yang memintarkan peserta didik. Guru yang baik bukan sekadar guru yang berkarakter, tapi guru yang mampu membentuk karakter yang baik bagi peserta didiknya.
e.       Mengingat guru harus mampu mengembangkan pembelajaran dengan beragamnya latar belakang kemampuan, pemahaman, mengalaman minat, motivasi, gaya, dan kecepatan belajar para peserta didik bisa dengan melakukan strategi pembelajaran yang efektif misalnya dengan metode mengajar berperan untuk menyinergikan beragamnya potensi atau kemampuan, minat karakteristik pengalaman, kebutuhan, kebiasaan, dan gaya belajar peserta didik, bisa juga dengan mengembangkan pola pembelajaran antara lain ketika guru mampu memosisikan peserta didik sebagai manusia yang penting, berharga, dan berkemampuan, guru juga harus mampu menguasai dan menamkan daya pengaruh dengan menciptakan suasana yang menyenangkan, guru menggunakan variasi model pembelajaran yang menggabungkan sistem pembelajaran yang bersifat klasikal dengan pola belajar individual melalui pola belajar tuntas, selain itu juga perlu pengembangan sistem evaluasi.
Untuk mendukung tercapainya pola penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, pimpinanan lembaga pendidikan mesti melakukan langkah-langkah yang lebih efektif, efisien, dan produktif. Para penyelenggara pendidikan  setidaknya mampu memberdayakan lembaganya sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Para penyelenggara pendidikan setidaknya mampu memberi pupuk secara tepat epada lembaga yang dianggap sehat dan mengobati lembaganya yang dianggap berpenyakit. Untuk mengtahui hal itu, para pimpinan lembaga pendidikan harus melakukan analisis secara tepat. Supaya pimpinan bisa melakukan treatment secara tepat.
Untuk memenangkan persaingan, para penyelenggara pendidikan harus memiliki spirit selalu berada di depan perubahan dengan jaminan bahwa mereka akan sampai lebih dulu digaris finis. Oleh karena itu, para penyelenggara pendidikan setidaknya memiliki sikap kompetitif dalam menjalankan tugas kelembagaanya. Misalnya memiliki komitmen untuk tetap melakukan yang terbaik dan tetap memperjuangkan keunggulan dan titik kesempurnaan, berpegang teguh pada prinsip kejujuran, profesionalisme, dan keterpecayaan. Memiliki prinsip selalu berada di depan, visioner, cermat, penuh perhitungan, berorientasi pada prinsip-prinsip kebaikan, peka terhadap tuntunan aspirasi.







BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu melakukan proses pematangan kualitas peserta didik. Namun, di era persaingan yang ketat ini, mutu saja tidaklah cukup untuk membangun lembaga pendidikan yang sukses. oleh karena itu para pengelola lembaga pendidikan harus mampu menjadikan lembaganya berdaya saing. Untuk memenangkan persaingan, para penyelenggara pendidikan harus memiliki spirit selalu berada di depan perubahan dengan jaminan bahwa mereka akan sampai lebih dulu di garis finis.
2.      Saran
Pemakalah menyarankan bahwa demi tercapainya tujuan pendidikan, maka lembaga pendidikan harus benar-benar memanajemen lemabaganya, dari mulai perencanaan yang matang dan pengelolaan yang baik. Untuk mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas.